Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adinda & Kalung Mutiara

Adinda adalah seorang gadis berumur lima tahun yang selalu ceria & patuh terhadap orang tuanya. Pada suatu hari, Adinda dan ibunya pergi berbelanja ke supermarket. 

Sumber : https://pixabay.com/id/Bessi

Sambil menunggu giliran membayar, Adinda melihat seuntai kalung mutiara putih berkilauan yang halus tergantung di dalam kotak merah muda yang sangat cantik. Kalung itu sangat indah sehingga Adinda ingin memilikinya.

Akan Tetapi, dia tahu, ibunya pasti akan keberatan. Seperti biasa, sebelum pergi ke supermarket, dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan meminta lebih dari apa yang telah dia setujui untuk dibeli. Dan sebelum itu, ibunya setuju untuk membelikannya kaus kaki renda yang cantik.

Adinda sebenarnya sudah menepati janjinya hanya dengan membeli kaos kaki bermotif renda yang cantik, akan tetapi pemikirannya berubah setelah melihat kalung tersebut. Adinda lantas memberanikan diri untuk bertanya kepada ibunya  "Ibu, apakah Adinda boleh membeli kalung ini?" Bisakah kau kembalikan kaus kaki tadi ? ”  Jawab ibunya, Ibunya kemudian segera mengambil kalung yang ada di etalase, dengan kebimbangan yang beliau rasakan, beliau melihat mata Anisa menatapnya dengan penuh harap agar mendapatkan kalung tersebut.

Sebenarnya Ibunya bisa saja langsung membeli kalung itu, akan tetapi karena Adinda sudah berjanji, ibunya membolehkan Adinda untuk membeli kalung dengan beberapa perjanjian. “Oke… Adinda, kamu boleh mengambil kalung itu. Tapi kembalikan kaus kaki yang kamu ambil tadi. Dan karena kalung ini lebih mahal daripada kaus kaki, Ibu akan mengurangi tabungan kamu untuk minggu depan. Adinda bersedia?"Ucap sang Ibu.

Adinda mengangguk lega dan langsung berlari dengan gembira untuk meletakkan kembali kaus kakinya di rak. "Terimakasih Ibu." Ucap Adinda seraya mengambil kalung yang sekarang sudah menjadi hak miliknya, ia berjanji akan mencintai dan mengagumi kalung mutiaranya. Menurutnya kalung ini membuatnya semakin cantik. Adinda  merasa sekarang ini wajahnya sudah secantik ibunya. Kalung itu selalu Adinda pakai dari pagi sampai matahari terbenam di malam hari. Kalung ini hanya dilepas saat ia sedang mandi atau berenang. Hal ini karena, kata ibunya, jika kalung ini  basah, maka kalungnya bisa rusak.

Setiap Malam sebelum tidur, Ayah adinda selalu membacakan cerita pengantar tidur, Tibalah pada suatu malam ketika Ayahnya selesai membaca sebuah cerita, dia bertanya:

"Adinda, apakah Adinda Mencintai Ayah ?"

"Tentu saja... Ayah harus tahu bahwa Adinda mencintai Ayah!"

"Kalau begitu berikan kalung yang Adinda beli kemarin ?"

"Yah...jangan begitu yah!, jangan kalung ini ya, Ayah boleh mengambil boneka kuda yang dibelikan oleh Kakek, Adinda juga menyukai boneka itu loh yah."

"Ya, sayang ... tidak apa-apa kalau ayah belum boleh memiliki kalungmu!" Ayah mencium pipi Adinda sebelum meninggalkan kamar.

Sekitar beberapa hari kemudian, Ayah Adinda membacakan cerita seperti biasa, setelah selesai membaca ceritanya, Ayah Adinda masih  bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya :

"Adinda.., apakah Adinda mencintai Ayah ?"

"Ayah, tidakkah tahu bahwa Adinda sangat mencintai Ayah?"

"Kalau begitu berikan aku kalung mutiaramu Adinda.?"

"Tidak boleh ayah,  Tapi jika ayah mau, ayah bisa mengambil boneka Barbie ini, Boneka Barbie ini adalah boneka  yang selalu Adinda mainkan yah. Adinda sebenarnya cinta dengan boneka ini, tapi jika ayah mau, ayah boleh mengambilnya yah".
Ayahnya tetap menjawab dengan jawaban yang sama :

"Ya, sayang ... tidak apa-apa kalau ayah belum boleh memiliki kalungmu!" Ayah mencium pipi Adinda sebelum meninggalkan kamar.

Beberapa malam kemudian, saat ayahnya masuk ke kamar, Adinda sedang duduk di ranjang ayahnya. Saat mendekat, Adinda tampak sedang menangis tanpa suara. Tangannya terkepal di pangkuannya. Dari matanya, air mata mengalir di pipinya ...

“Ada apa Adinda, kenapa ?”

Tanpa berkata apa-apa, Adinda membuka tangannya. Di dalamnya ada kalung mutiara yang kemarin diminta oleh Ayahnya. "Ayah, ini Adinda berikan kalung yang kemarin ayah minta"

Ayah tersenyum penuh pengertian, ia mengambil kalung itu dari tangan kecil Adinda. Kalung itu disimpan di saku celana & dari saku jas yang sedang ia pakai, sang ayah mengeluarkansebuah kalung mutiara murni berwarna putih & bentuknya lebih indah dari kalung Adinda yang selama ini dipakainya. "Adinda... ini untukmu. Sama juga kan? Kelihatannya begitu, tapi kalung ini lebih bagus dibandingkan kalung yang kemarin, kalung yang sebelumnya ayah simpan aja ya, Adinda pakai saja kalung yang ayah berikan ini".

"Iya, Terima kasih Ayah" jawab Adinda dengan senyum kebahagiaan yang terlihat diwajahnya, ternyata Sang Ayah memberikan kalung mutiara asli. 

“Begitu juga dengan Sang Pencipta, terkadang Tuhan meminta sesuatu kepada kita, karena Dia Maha Tahu atas sesuatu yang lebih baik kepada umatnya, Namun demikian, seringkali kita terlalu  naif untuk berpegangan teguh pada sesuatu yang kita 'anggap' sangat berharga..." Kata Orang Bijak...


Posting Komentar untuk "Adinda & Kalung Mutiara "